Bali.WahanaNews.co - Stakeholders Consultation Meeting (SCM) ke-2 yang merupakan rangkaian acara menjelang World Water Forum ke-10 resmi dibuka di Bali hari ini (12/10/23).
Sejumlah perwakilan negara di dunia hadir untuk bertukar pikiran dan merencanakan gagasan serta tindak lanjut atas permasalahan air global.
Baca Juga:
Eks Gubernur Wayan Koster Irit Bicara Soal Pemeriksaan di Polda Bali
Presiden World Water Council Loïc Fauchon mengatakan dalam pidato pembukaannya bahwa SCM ke-2 berfungsi sebagai bagian dari "Water Deal" yang menyerukan diplomasi air secara berkesinambungan untuk meyakinkan para pemimpin dunia dan pemimpin politik bahwa "Air adalah isu politik" dan "sekarang adalah saatnya akselerasi.
"Water Deal" menyiratkan hubungan baru dengan air, hubungan baru antara umat manusia dan air dan terutama menyerukan kembali slogan "Stop ignoring water".
Selain itu, Loïc juga menyebutkan beberapa prioritas dalam mengatasi krisis air global termasuk di antaranya menciptakan keseimbangan baru antara air untuk manusia dan alam, termasuk keseimbangan antara akses air perkotaan dan perdesaan, air untuk pertanian dan irigasi untuk menjamin produksi pangan, dan pengelolaan sumber daya air terpadu untuk menjamin pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga:
PLN Dinobatkan Jadi Korporasi Terpopuler di Media Arus Utama Versi Serikat Perusahaan Pers
"Kita sebagai manusia perlu menerjemahkan kenyataan bahwa air, pangan, energi, kesehatan dan pendidikan adalah lima jari dalam satu tangan. Tangan yang berbagi dan pembangunan yang damai." kata Loïc.
Wakil Ketua Komite Penyelenggara Nasional Forum Air Sedunia ke-10 yang juga menjabat sebagai Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan SCM ke-2 memainkan peran penting dalam meletakkan dasar bagi 10th World Water Forum tahun depan.
Hasil diskusi dari forum ini akan dielaborasi melalui proses tematik, regional, dan politik dengan keterkaitan yang kompleks, yang perlu didiskusikan di antara para pemangku kepentingan.