Bali.WAHANANEWS.CO, Denpasar - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama pemerintah daerah di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) menyepakati skema pembiayaan bersama untuk mengoperasikan kembali layanan transportasi publik Trans Metro Dewata.
Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam pernyataannya di Denpasar pada Jumat, menjelaskan bahwa total dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp49,7 miliar.
Baca Juga:
Gali Potensi Budaya, Bali Luncurkan Sensus Khusus Tahun 2026
Dana ini dinilai cukup untuk mendanai operasional bus hingga Desember 2025 mendatang.
“Pemprov Bali berkontribusi 30 persen atau senilai Rp15 miliar, Pemkot Denpasar Rp14 miliar, Badung Rp16 miliar, Gianyar Rp4,7 miliar, dan Tabanan nol, akan didukung oleh Pemkab Badung,” kata Koster.
Skema dana ini dilakukan secara gotong royong, dengan 30 persen berasal dari Pemprov Bali dan 70 persen dari pemerintah kabupaten/kota di wilayah Sarbagita.
Baca Juga:
Nusa Penida Akan Dibangun Jalan Lingkar, Pemprov Libatkan Universitas Udayana
Selain itu, Koster menekankan bahwa biaya operasional yang sekarang disepakati jauh lebih hemat dibandingkan anggaran sebelumnya dari pemerintah pusat.
“Semula dibiayai dari dana Kementerian Perhubungan senilai Rp80 miliar, artinya akan terjadi penghematan senilai Rp30 miliar dibanding pembiayaan sebelumnya,” ujarnya.
Upaya efisiensi ini dilakukan melalui evaluasi menyeluruh terhadap waktu operasional dan jumlah armada.
Pemerintah daerah memutuskan untuk mengurangi jumlah bus yang beroperasi dari sekitar 105 unit menjadi 75 unit.
Frekuensi operasional juga disesuaikan agar lebih optimal, khususnya pada jam sibuk pagi dan sore hari.
Trans Metro Dewata dijadwalkan kembali melayani masyarakat mulai Minggu, 20 April 2025, setelah sempat berhenti beroperasi selama empat bulan.
Salah satu fokus evaluasi adalah mengatasi trayek yang sering kosong penumpang agar layanan bisa berjalan lebih efektif.
Gubernur Koster juga menyampaikan harapannya agar masyarakat mulai beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik, demi mengurangi kemacetan yang semakin parah di Bali.
“Mudah-mudahan masyarakat Bali semakin sadar, semakin antusias untuk beralih menggunakan transportasi menggantikan kendaraan pribadi dengan transportasi publik, supaya Bali tidak lagi macet,” ujar gubernur.
Meskipun biaya operasional dikurangi, tidak ada perubahan dalam rute atau koridor bus yang akan tetap melayani enam trayek utama, yaitu:
- Sentral Parkir Kuta – Terminal Pesiapan
- Terminal Ubung – Bandara I Gusti Ngurah Rai
- Terminal Ubung – Icon Mall Sanur
- Terminal Ubung – Monkey Forest
- Sentral Parkir Kuta – Politeknik Negeri Bali
- Sentral Parkir Kuta – Nusa Dua
[Redaktur: Ajat Sudrajat]