Bali.WahanaNews.co, Denpasar - Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengakui tak mudah membersihkan sampah yang mengalir hingga tersangkut di Sungai Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai, hal ini disampaikan saat turun langsung membersihkan sungai di Denpasar selatan itu.
“Ternyata tidak mudah membersihkan sampah yang sudah terlanjur di buang di sungai,” kata dia di sela-sela memunguti sampah di Denpasar, Senin (27/11/23).
Baca Juga:
Awal Desember 2023, Kasus COVID-19 Melonjak di Bali
Sang Made melihat langsung sampah yang berpotensi terseret ke laut itu tidak hanya tersebar di permukaan sungai, namun masuk ke sela-sela akar bakau hingga menempel di lumpur.
Kondisi ini membuat sulit untuk bekerja membersihkan sampah terutama sampah plastik yang menyangkut, ditambah harus berjalan di atas lumpur bakau yang membutuhkan tenaga lebih.
“Saya kemudian kemari melihat ternyata ini ada suatu persoalan besar, bagaimana kita bisa lebih merawat alam, menjaga alam dengan tidak membuang sampah sembarangan karena ini tempat yang begitu bagus. Kita di sini merasa begitu damai begitu sejuk, tetapi banyak sekali sampah plastik,” ujarnya.
Baca Juga:
Dispar Bali Yakini Target Kedatangan 4,5 Juta Wisatawan Mancanegara Tahun Ini
Menurut orang nomor satu di Pemprov Bali itu, sampah plastik ini selain hanyut ke laut berpotensi merusak ekosistem sungai termasuk biota yang ada.
Salah satu contoh yang terasa adalah mulai menurunnya kuantitas kepiting bakau yang dahulu melimpah di sana, selain itu saat ini kepiting-kepiting yang masih ada memiliki ukuran lebih kecil dari kepiting bakau dulunya.
Atas kondisi ini, Pj Gubernur Bali menilai perlu adanya gerakan sosial untuk menangani masalah sampah, salah satu gerakan yang diapresiasi adalah aksi komunitas Sungai Watch yang rutin membersihkan sampah di sungai-sungai.