Nahum Situmorang lahir di Sipirok (14 Februari 1908), adalah seorang Penulis dan komposer yang berasal dari Batak Toba.
Nahum adalah anak kelima dari delapan bersaudara, yang mengawali karir adalah seorang penyanyi sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
Baca Juga:
Arnod Sihite Dilantik Ketua Umum PTSBS Periode 2024-2029: Ini Daftar Lengkap Pengurusnya
Nahum alumni dari Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) di Lembang, Bandungtahun 1928, setelah lulus dia bekerjas di Sekolah partikelir Bataksche Studiefonds di Sibolga tahun 1929 hingga 1932.
Kemudian dia pindah ke Tarutung untuk bergabung dengan abangnya Guru Sophar Situmorang dan mendirikan HIS-Partikelir Instituut Voor Westers Lager Onderwijs yang berlangsung hingga kedatangan Jepang di tahun 1942.
Ditahun yang sama, dia membuka restoran dan menjadi pemusik Jepang Sendenhan Hondohan,
Selama empat tahun, Nahum menjadi pedagang permata dan emas, selanjutnya dia pindah ke Kota Medan dan bekerja menjadi broker mobil namun tak meninggalkan musiknya.
Baca Juga:
Arnod Sihite Resmi Pimpin Parsadaan Toga Sihite Boru Sedunia, Fokus Lestarikan Budaya Batak pada Generasi Muda
Namun di tahun 1950 hingga 1960, dia memfokuskan diri untuk produktif dalam menciptakan lagu dan berkunjung ke Jakarta.
Dia telah menciptakan lagu diantaranya Sumatra Keroncong Concours di Medantahun 1936, dan terdaftar dia telah menciptakan sebanyak kurang lebih 120 lagu diantaranya Alusi Au, Anakhonhi Do Hasangapon Di Ahu, Ansideng Ansidoding, Beha Pandundung Bulung, Da Na Tiniptip Sanggar, Dengke Julung-Julung dan Dijou Ahu Mulak Tu Rura Silindung.
Selain itu dia juga menciptakan lagu Ee Dang Maila Ho, Ketabo-Ketabo, Lissoi, Marhappy-happy Tung So Boi, Malala Rohangki, Marombus Ombus, Nahinali Bangkudu, dan Nasonang Do Hita Nadua.