Selain itu, dia juga menciptkan lagu Taneh Karo Simalem, Terang Bulan, Sanggar-sanggar, Nangkih Deleng Sibayak, dan Mejuah-juah.						
					
						
						
							Berkat jasanya menciptakan berbagai lagu daerah yang berbasis lagu Karo dalam meningkatkan moralitas masyarakat Karo untuk berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan pada masa lalu, dia dianugerahkan gelar sebagai Komponis Nasional Indonesia.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Hadiri ’Brainstorming’ Bertajuk “Menjaga dan Menghidupi Warisan Batak”, Ini Kata Wakil Bupati Taput
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Tak hanya itu, dibangun sebuah monument Djaga Depari di persimpangan antara Jl. Patimura, Jl. Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda, dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.						
					
						
						
							 						
					
						
						
							5. Liberty Manik						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Julia Hutabarat, Pahlawan Guru Perempuan Batak Toba Pertama yang Bergelar Sarjana
								
								
									
	
								
							
						
						
							Liberty Manik lahir di Sidikalang tanggal 21 November 1924, adalah seorang komponis yang berasal dari Batak Pakpak.						
					
						
						
							Liberty alumni dari Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) di Muntilan, Magelang dan melanjutkan studi doktor music di Universitas Berlin, Jerman dengan mendapatkan predikat cum laude.						
					
						
						
							Dia pernah bekerja sebagai pengajar musik di Institut Seni Indonesia (Yogyakarta) dan sebagai penyiar radio RRI Yogyakarta.