Salah satu upacara yang dilakukan adalah Eka Dasa Rudra, yaitu upacara khusus yang digelar setiap 100 tahun sekali. Namun, upacara Eka Dasa Rudra tersebut bertepatan dengan beberapa waktu menjelang letusan Gunung Agung pada tahun 1963.
Pada tahun 1963, beberapa pekan sebelum letusan besar, sebenarnya sudah ada dentuman keras yang sudah terdengar pada tanggal 18 Februari 1963 yang disertai dengan asap tebal. Enam hari kemudian, aliran lahar berlangsung secara terus menerus selama beberapa pekan.
Baca Juga:
Bulog Bali Alokasikan 15 Ribu Ton Beras Hingga Juni 2024 untuk Program Pangan
Seiring berjalannya waktu, Gunung Agung pun semakin aktif dan pemerintah memberi peringatan kepada masyarakat untuk mengosongkan Pura Besakih yang letaknya berada di daerah Gunung Agung. Beberapa warga mengungsi ke daerah yang lebih aman, tetapi masih ada beberapa orang yang tetap bertahan di Pura Besakih untuk menyelesaikan Upacara Eka Dasa Rudra.
Kemudian, pada tanggal 17 Maret 1963, terdengar gemuruh yang begitu menggelegar dari arah puncak Gunung Agung Bali. Dentumannya begitu keras sehingga menimbulkan perasaan ketakutan di tengah masyarakat Pulau Dewata.
Ketika dentuman terjadi, masyarakat di sekitar mulai panik dan segera mengambil tindakan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Rasa panik, tegang, dan takut yang dialami masyarakat semakin parah dengan munculnya desas-desus bahwa hari kiamat akan segera datang saat itu.
Baca Juga:
PLN UID Bali Komitmen Dukung Ketahanan Pangan Melalui Electrifying Agriculture
Pada saat bencana letusan gunung berapi terjadi, siang hari yang cerah mendadak menjadi gelap karena abu vulkanik yang menutupi cahaya matahari yang sama sekali tidak tampak pada hari itu. Kondisi gelapnya langit Bali ini disebabkan oleh Gunung Agung yang menyemburkan abu vulkaniknya ke udara sejauh belasan kilometer.
Letusan Gunung Agung juga menyebabkan penurunan suhu planet Bumi sebesar 0,4 derajat celsius. Penurunan suhu ini terjadi karena material vulkanik berupa aerosol sulfat dari perut gunung itu terbang hingga belasan kilometer dan melapisi atmosfer bumi.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada 1963 tersebut merupakan puncak erupsi yang terjadi pada periode tersebut. Letusan masih terus terjadi selama beberapa kali pada pekan berikutnya, gunung juga mengeluarkan lahar dingin di sepanjang lereng selatan, tenggara, hingga lereng utara.