Selain itu, perjanjian kerja sama dengan pemangku kepentingan regional (Mediterranean Water Institute, Asia Pacific Water Forum, Asia Water Council, African Minister's Council on Water) juga berhasil ditandatangani, yang menunjukkan komitmen kuat untuk merangkul dimensi regional dan mengakui adanya tantangan dan solusi dalam pengelolaan air berdasarkan kebutuhan kawasan yang meliputi Mediterania, Asia Pasifik, Afrika, dan Amerika.
Kemudian, pada proses politik dalam rangkaian SCM ke-2 juga telah memberi ruang partisipasi dan keterlibatan para pemimpin di berbagai tingkat pengambilan keputusan mulai dari Kepala Negara, Kementerian, Anggota Parlemen, Otoritas Daerah Aliran Sungai, hingga Otoritas Lokal.
Baca Juga:
Peningkatan Peserta Program Electrifying Marine: PLN Laporkan Tambahan 4.799 Pelanggan Tahun 2023
"Melalui SCM ke-2 kita bisa saksikan keterkaitan yang kompleks antara sub-tema, wilayah, dan aspek politik terkait upaya mewujudkan air untuk kemakmuran bersama," ujarnya.
Sekretaris Jenderal Zainal Fatah menerangkan, pihaknya akan mengambil masukan-masukan berharga tersebut dan melanjutkannya ke dalam persiapan Forum Air Dunia ke-10.
"Kami akan memiliki kesempatan untuk terlibat dengan aktor-aktor global dan merangkul mitra baru, seperti Forum Archipelagic and Island States (AIS) yang fokus pada tantangan perubahan iklim terhadap sektor kelautan," ujarnya.
Baca Juga:
Bulog Bali Alokasikan 15 Ribu Ton Beras Hingga Juni 2024 untuk Program Pangan
Sekretaris Jenderal Zainal Fatah turut menyerukan kolaborasi yang berkelanjutan antara semua pihak untuk memastikan bahwa Forum Air Sedunia ke-10 pada tahun 2024 akan menghasilkan rumusan yang lebih kuat dan menjamin komitmen politik untuk pengelolaan air yang berkelanjutan.
[Redaktur: Amanda Zubehor]