Bali.WAHANANEWS.CO - Perayaan Lebaran 2025 yang berdekatan dengan Hari Raya Nyepi berpotensi menyebabkan lonjakan arus mudik, terutama di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Untuk mengantisipasi kepadatan, pihak kepolisian menyiapkan berbagai skenario pengaturan lalu lintas.
Baca Juga:
Tol Gilimanuk-Mengwi Tak Lagi PSN, Koster Siapkan Skema Pendanaan Baru
Beberapa strategi yang akan diterapkan mencakup delaying system (sistem penundaan), screening ticket (penyaringan tiket), serta buffer zone (zona penyangga) di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Dalam sistem ini, kendaraan dan penumpang tujuan Ketapang dari arah Situbondo akan menjalani screening ticket dan delaying system di Rest Area Grand Watu Dodol (GWD).
Sementara itu, kendaraan dari Jember akan diarahkan ke kantong parkir Dermaga Bulusan Kalipuro.
Baca Juga:
Bali Atur Ulang Transportasi: Hanya Warga Lokal yang Boleh Beroperasi
Untuk tujuan Pelabuhan Gilimanuk, kendaraan akan dialihkan ke Terminal Kargo Gilimanuk, UPPKB Cekik, dan ruas jalan menuju Dermaga LCM Gilimanuk.
Sedangkan kendaraan roda dua akan diprioritaskan di Terminal Bus Gilimanuk.
Jika terjadi kepadatan ekstrem, akan diterapkan pembatasan pembelian tiket dengan titik tengah pengaturan di Terminal Sri Tanjung (berjarak 2,65 km dari Pelabuhan Ketapang) dan Terminal Kargo Gilimanuk (berjarak 2 km dari pelabuhan).
Selain itu, skema delaying system, screening ticket, dan buffer zone juga akan diterapkan untuk kendaraan angkutan barang guna memastikan arus lalu lintas tetap terkendali.
Pakar transportasi Inda Kania, menilai langkah ini sebagai upaya strategis dalam mencegah kemacetan total.
"Pengaturan lalu lintas berbasis sistem penundaan dan zona penyangga sangat penting, terutama di jalur-jalur kritis seperti Ketapang-Gilimanuk. Namun, perlu dukungan teknologi informasi agar sistem ini berjalan lebih efektif dan penumpang tidak mengalami kebingungan," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]