Biaya ini masih tergolong rendah mengingat festival ini baru pertama kali diadakan, dan banyak warga yang masih merintis usaha kuliner mereka.						
					
						
						
							Perkembangan Ekonomi Kreatif						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Inovatif di PPM Kontributif di PNBP, Tambang Emas Martabe Raih 2 Penghargaan Subroto 2025
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Asep menekankan pentingnya media sosial dalam mendorong minat pengunjung. Setiap hari, ia melakukan siaran langsung selama sekitar 10 menit untuk mempromosikan festival ini kepada audiens TikTok dan media sosial lainnya.						
					
						
						
							"Saya akui sekarang handphone itu sangat berpengaruh. Sebelum ini saya memiliki usaha jual beli motor, tetapi selama festival berlangsung, saya hentikan dulu untuk fokus pada kegiatan ini," ujarnya.						
					
						
						
							Selain itu, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan festival, Asep telah berkoordinasi dengan pecalang (keamanan desa adat) setempat. 						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Setahun Kabinet Merah Putih,  Mendag Busan: Pasar Domestik Kuat, Ekspor Meluas, UMKM Naik Kelas
								
								
									
	
								
							
						
						
							Perkiraan omzet kotor harian setiap lapak mencapai sekitar Rp1,5 juta, menunjukkan bahwa festival ini memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan bagi para pedagang.						
					
						
						
							Tidak hanya dari sisi ekonomi, keberlanjutan festival ini juga didukung oleh berbagai elemen, termasuk dekorasi lampu-lampu yang memperindah suasana serta dukungan dari komunitas lokal. 						
					
						
						
							Asep berharap, Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali dapat terus diadakan setiap tahun, menjadi agenda tetap yang tidak hanya menghidupkan UMKM tetapi juga melestarikan budaya Sunda di Bali.