Bali.WAHANANEWS.CO, Denpasar - Kerusakan jalan nasional Gilimanuk-Denpasar di Kabupaten Tabanan dikhawatirkan akan berdampak pada inflasi, menyusul terganggunya arus distribusi barang antara Jawa dan Bali.
Menyikapi kondisi ini, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali menggelar High Level Meeting (HLM) pada 15 Juli 2025 untuk membahas langkah mitigasi atas gangguan distribusi tersebut.
Baca Juga:
Respons Dinamika Global, Bank Indonesia Tunjuk Pimpinan Baru di 2 Satuan Kerja
Pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Setda Provinsi Bali, Kepala Biro Pengadaan Barang/Jasa dan Perekonomian Provinsi Bali, serta berbagai instansi terkait.
Di antaranya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, BBPJN Jatim-Bali, perwakilan dari Pertamina Patra Niaga, Hiswana Migas, Bulog, serta TPID dari Kabupaten Tabanan dan Jembrana.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa pada Juni 2025, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,44% secara bulanan (month to month), angka yang lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,19%.
Baca Juga:
Keterangan Eks Kadep Komunikasi BI soal Program Sosial Didalami KPK
Berdasarkan pantauan hingga pekan kedua Juli 2025, harga komoditas di Bali relatif stabil, meski beberapa bahan pangan menunjukkan kenaikan akibat faktor cuaca.
“Meskipun harga-harga relatif stabil, terdapat beberapa risiko inflasi yang perlu menjadi perhatian, salah satunya adalah amblesnya Jalan Nasional di Kab. Tabanan yang berpotensi mengganggu kelancaran distribusi pangan dan logistik lainnya,” jelas Erwin dikutip dari siaran pers, Rabu (16/7/2025).
Sebagai respons cepat, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali mengintensifkan upaya perbaikan jalan dengan kerja nonstop selama 24 jam, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan.