Setelah dua bulan berjalan, Asep berani mengambil langkah lebih besar dengan mengadakan Festival Kuliner Ramadan Kampung Sunda Bali, yang berlangsung dari 1 hingga 20 Maret 2025. 						
					
						
						
							"Bulan puasa ini saya coba bikin festival, akhirnya meledak seperti ini. Alhamdulillah sudah bisa berjalan dengan baik dan responnya sangat positif," ucapnya.						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Inovatif di PPM Kontributif di PNBP, Tambang Emas Martabe Raih 2 Penghargaan Subroto 2025
								
								
									
										
	
									
								
							
						
						
							Dari Tiga Lapak Menjadi Puluhan Pedagang						
					
						
						
							Di antara para pedagang yang ikut serta, terdapat Euis dan Febri, yang baru pertama kali berjualan dalam skala festival. "Senang bisa berjualan dan ikut menaikkan UMKM di sini," kata Euis sambil menggoreng ote-ote khas Sunda.						
					
						
						
							Asep menjelaskan bahwa awalnya hanya ada tiga lapak yang berjualan, tetapi dengan meningkatnya jumlah pengunjung, semakin banyak warga yang tertarik ikut berdagang. 						
					
						
							
								
								
									Baca Juga:
									Setahun Kabinet Merah Putih,  Mendag Busan: Pasar Domestik Kuat, Ekspor Meluas, UMKM Naik Kelas
								
								
									
	
								
							
						
						
							Saat ini, Kampung Sunda dihuni oleh 175 kepala keluarga (KK), dan sebagian besar warganya berasal dari Tasikmalaya, Garut, serta Bandung.						
					
						
						
							"Awalnya hanya tiga orang dari warga sini yang berjualan. Saya juga mengajak tiga orang pedagang Sunda dari luar Kampung Sunda yang memang sudah memiliki restoran. Namun, melihat keramaian yang terjadi, warga di sini pun ikut serta berjualan," tambahnya.						
					
						
						
							Tarif sewa lapak yang diterapkan cukup terjangkau, yakni Rp250 ribu untuk 20 hari.