Presidensi G20 adalah kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan berbagai komitmen terhadap pengurangan emisi CO2.
Kepala Negara menilai kendaraan listrik dan SPKLU selama KTT G20 itu juga akan menjadi "showcase" bahwa Indonesia menjadi negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Mulai dari hulu di Industri baterai dan industri komponen lainnya. Sampai di hilir, pada penyiapan SPKLU dan home charging. Kita tunjukkan pada dunia bahwa ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tumbuh dan berkembang cepat," katanya.
PLN siap mendukung konversi kendaraan BBM ke listrik. Pelaksanaan konversi ini memiliki nilai strategis yakni dapat menekan subsidi BBM di APBN, menghemat devisa, dan sekaligus menciptakan kemandirian energi nasional.
"Kalau sebelumnya menggunakan kendaraan berbasis BBM yang berasal dari fosil dan mahal (impor), sekarang digantikan kendaraan listrik yang lebih murah dan diproduksi dalam negeri energinya," ujar Hal Darmawan Prasodjo.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Tak hanya itu, program ini merupakan bagian dari upaya transisi energi bersih untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Selain kendaraan listrik dan stasiun pengisian bahan bakar kendaraan listrik, PLN juga meluncurkan kompor induksi, layanan berbasis digital (PLN Mobile), dan PLTS Atap.
Menurut perhitungan PLN, penerapan kebijakan ini berpotensi dapat mengamankan devisa negara sebesar Rp2.044 triliun di tahun yang sama.