Presiden menyatakan KTT G20 bisa menjadi ajang bagi Indonesia untuk menunjukkan diri sebagai salah satu negara terdepan dalam pengembangan kendaraan listrik, yang bisa dicerminkan lewat keberadaan industri baterai dan industri komponen di sektor hulu serta penyiapan SPKLU dan fasilitas home charging di hilir.
"Untuk mendukung KTT G20, saya senang melihat PLN telah menyiapkan 60 SPKLU Ultra Fast Charging 200kw yang merupakan SPKLU Ultra Fast Charging pertama di Indonesia, dan 150 titik fasilitas home charging yang akan dipergunakan oleh seluruh delegasi nantinya," kata Presiden, dikutip dari Antara.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Kendaraan listrik adalah bagian dari desain besar transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan yang dapat menjadi solusi bagi RI untuk menekan impor BBM dan menyelamatkan APBN, karena ketergantungan masyarakat pada bahan bakar minyak (BBM) dan energi fosil saat ini semakin tinggi.
Menurut Presiden, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sudah menjelaskan bahwa SPKLU Ultra Fast Charging memiliki keunggulan berupa pengisian daya yang hanya memerlukan waktu kurang dari 30 menit untuk satu kendaraan.
Selain itu, SPKLU Ultra Fast Charging juga menerapkan pola distribusi beban yang dinamis sehingga mempercepat proses pengisian daya apabila dilakukan untuk dua mobil listrik secara bersamaan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Selain ketergantungan itu, pemenuhan kebutuhan BBM di dalam negeri, sebagian besar masih impor. "(Hal itu) Membebani APBN kita, membebani defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan," ujar Presiden Jokowi, didampingi Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Kondisi ini tidak boleh lama-lama dibiarkan. Indonesia harus mencari cara agar bisa mewujudkan kemandirian energi.
Salah satu cara membuktikan komitmen Indonesia dalam melakukan transisi energi, dilakukan dengan penggunaan mobil listrik selama KTT G20.