Namun tidak hanya membeli dari masyarakat, perajin juga rutin mengadakan kegiatan memungut sampah yang ada di pantai.
Menurut Wayan Patut, aksi para perajin itu sejalan dengan misi kepemimpinan Indonesia di G20 tahun ini yaitu menggalang komitmen global untuk menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Hari Lingkungan Hidup, PLN Libatkan Pegawai Olah Sampah Plastik Wujudkan Sustainable Development Goals
Dari misi itu, perajin di Pulau Serangan ingin menunjukkan kepada delegasi G20 bahwa mereka mampu menyelesaikan masalah limbah plastik melalui proses daur ulang menjadi produk yang punya nilai tambah.
“Sampah plastik harus diselesaikan di tempat sendiri, jadi jangan dipindahkan ke tempat lain misalnya TPA itu yang terjadi,” kata I Wayan Patut yang telah fokus meneliti persoalan sampah sejak 2016.
Ia pun berharap produk-produk perajin yang dipamerkan kepada delegasi G20 itu dapat menjadi inspirasi serta membuka peluang yang punya nilai ekonomi.
Baca Juga:
Hari Lingkungan Hidup, PLN Libatkan Pegawai Olah Sampah Plastik Wujudkan Sustainable Development Goals
“Yang perlu dukungan kemudian bagaimana ketika yang kami suguhkan punya peluang pasar sehingga itu harus diciptakan di sana (negara asal masing-masing delegasi),” kata I Wayan Patut. [dny]