WahanaNews-Bali, Denpasar - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika berpandangan Bali memerlukan dukungan infrastruktur keuangan dan regulasi yang lebih memadai agar bisa mengambil peluang dari potensi keuangan yang belum tergarap.
"Banyak orang dan duit yang berseliweran di Bali, tetapi kita belum punya infrastruktur yang memadai untuk mewadahi itu," kata Pastika di Denpasar, Jumat.
Baca Juga:
Anggota PDI Perjuangan Jadi Korban Penganiayaan di Langkat, Ini Kata Djarot!
Menurut dia, pesatnya pariwisata akan membuka banyak peluang bisnis. Tetapi sayangnya hanya sebagian kecil yang bisa memberi kontribusi bagi warga lokal maupun daerah.
"Pariwisata Bali bukan hanya pariwisata budaya, tetapi dengan kemajuan teknologi banyak bisnis lain berkembang. Uang banyak berseliweran di Bali, namun ini 'nggak banyak yang bisa diambil. Kita hanya dapat recehnya akibat belum memadainya infrastruktur untuk mewadahi," ucapnya.
Pastika dalam kegiatan reses sebelumnya dengan menghadirkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali-Nusra Kristrianti Puji Rahayu menyampaikan sejauh ini kita di Bali juga kurang memiliki kemampuan sebagai intelijen finansial.
Baca Juga:
Peningkatan Peserta Program Electrifying Marine: PLN Laporkan Tambahan 4.799 Pelanggan Tahun 2023
Mantan Direktur Reserse Ekonomi Mabes Polri itu melihat banyak dana pengusaha asing yang tak masuk dalam ekosistem keuangan di Bali karena ketiadaan infrastruktur dan tidak adanya regulasi pendukung.
"Bali seharusnya mampu menjadi hub bagi pelaku usaha sektor finansial dunia. Sebagaimana yang terjadi di Singapura yang mampu mendulang manfaat besar berupa pendapatan bagi negara. Di samping memberikan peluang usaha dan bekerja bagi warganya. Jadi Bali jadi tempat 'beternak’ duit karena tempatnya enak seperti Singapura," ujarnya.
Di sisi lain, Pastika melihat tantangan perbankan khususnya Bank Perekonomian Rakyat (BPR) saat ini cukup kompleks bahkan sebagian kondisinya mulai memprihatinkan.