Di sisi lain, popularitas Prabowo yang jarang tampil di publik dikhawatirkan menjadi kekurangannya meraih suara untuk Pilpres.
"Dia lebih urus Kemhan (Kementerian Pertahanan) enggak suka pencitraan, itu kelemahan Prabowo, sedangkan yang lain kan seperti Ganjar, Anies, AHY, Erick Thohir, pintar-pintar dia pencitraan dan masih muda," nilai dia.
Baca Juga:
Prabowo Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden Macron di KTT G20 Brasil
Selain itu, Arief juga mengaku bahwa para pendukung Prabowo dalam Pilpres 2019 juga perlahan meninggalkannya.
Ia bahkan menyebut secara spesifik, barisan 212 yang disebut pada Pilpres 2019 mendukung Prabowo sudah berpaling ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Itu hak mereka, artinya pilihan mereka akan dukung Prabowo atau tidak. Itu salah satu juga handicap Prabowo pendukungnya mana lagi. Belum kaum buruh, Iqbal (Said Iqbal) sekarang bentuk Partai Buruh, belum lagi buruh kemarin katanya dukung Anies. Itu juga harus hitungan kalau Prabowo mau maju lagi, dukungan terhadap Prabowo mulai ditinggalkan," pungkasnya.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi
Diketahui, hingga kini Gerindra berkeras mendukung Prabowo untuk maju dalam Pilpres sebagai calon presiden 2024.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebutkan, kader-kader partai berlogo burung garuda itu sudah sepakat menjadikan Prabowo sebagai usungan tunggal calon presiden pada 2024.
"Gerindra ini calon presidennya, yang diinginkan oleh kader hanya satu, tunggal, namanya Prabowo Subianto," kata Muzani di Hotel Grand Sahid Jaya, Jumat.