Jika jarak 10 km, mobil BBM butuh 1 liter, mobil listrik butuh 1,5 kilowatthour (kWh).
“Dari sisi harga, ini sudah beda jauh. Satu liter bensin Rp 12 ribu, sementara 1 kWh ini harga di Charge-in sekitar Rp 2.500. Jadi kalau 1,5 kWh, adalah Rp 3.750. Artinya, dari sisi harga, mobil listrik kisarannya hanya butuh tidak lebih dari sepertiganya saja,” tutur dia.
Baca Juga:
Tesla Terpuruk! Nilai Merek Anjlok, Kalah dari Toyota dan Mercedes
Sementara itu dari sisi emisi, lanjut Darmawan, kendaraan listrik lebih rendah dari kendaraan BBM.
Ia memaparkan, satu liter BBM menghasilkan emisi karbonnya 2,4 kilogram (kg) CO2.
Sedangkan 1 kWh listrik, emisinya hanya 0,85 kg CO2. Artinya kalau 1,5 kWh, emisinya sekitar 1,3 kg CO2.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Peraturan Pemerintah Wajibkan Pengusaha Bangun SPKLU di Daerah Jarang Penduduk
“Artinya, dari emisinya, kendaraan listrik hanya setengahnya dari kendaraan BBM. Ini adalah hari ini. Ke depan, dengan berjalannya transisi energi di Indonesia, pembangkit-pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT), maka emisi karbon akan menjadi nol,” ujar Darmawan.
Selain menguji keandalan mobil listrik, melalui touring ini juga PLN mengajak para pengguna mobil listrik merasakan langsung fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang berada di jalur trans jawa.
Terdapat, 35 SPKLU yang siap digunakan oleh para pemilik mobil listrik untuk memastikan perjalanan aman dan daya listrik mobil tercukupi.