“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujar Ledra.
Lebih jauh, Ledra menjelaskan makna dari setiap sajian. Tabuh Telu Pepanggulan Semara Muni menggambarkan kebahagiaan sejati yang melampaui segala rasa, dikemas dalam pola ritme dan kotekan yang sederhana namun tetap menyentuh.
Baca Juga:
Dikecam Usai Video Lawas Viral, Gus Miftah Berencana Temui Yati Pesek
Tari Wiranjaya mengangkat keberanian dua Ksatria Pandawa, Nakula dan Sahadewa, yang merupakan karya seni dari tahun 1958.
Sementara garapan pamungkas, Sandya Gita Suwak Warak, memvisualisasikan sistem irigasi yang membawa kesejahteraan warga Badak Sari dan merefleksikan nilai spiritual Moksartam Jagatditha dalam ajaran Hindu.
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, turut memberikan apresiasi tinggi atas totalitas yang ditunjukkan duta kesenian daerahnya.
Baca Juga:
Eros Djarot: Budayawan Punya Tanggung Jawab Besar, Hindari Perilaku Ngaco!
“Tadi kita saksikan penampilannya sudah maksimal dan luar biasa, penggunaan garapan yang ditampilkan juga sangat apik, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa penabuh wanita Denpasar juga sangat luar biasa,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kualitas penabuh perempuan tak kalah unggul dibanding pria, dan menyatakan kebanggaannya atas kreativitas serta orisinalitas konsep garapan seniman Denpasar yang memadukan nilai tradisional dengan pendekatan kekinian.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]