“Saya senang sekali PLN melakukan kerja sama untuk pemanfaatan energi laut. Karena sejauh ini kita belum punya pembangunannya secara komersial. Kita berharap ini ke depannya bisa seperti tenaga angin yang sebelumnya dipandang pesimis namun kinerjanya sangat bagus di Sulawesi,” tambahnya.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menekankan bahwa PLN terus meningkatan bauran energi mix melalui penambahan kapasitas dan produksi listrik melalui pembangkit EBT.
Baca Juga:
Energi Terbarukan RI Masih Tertatih, Ini Datanya
Porsi pengembangan kapasitas EBT sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 mencapai 51,6 persen atau setara dengan 20,9 GW.
“Di tahun 2022 ini PLN mengadakan pembangkit EBT sebesar 1,5 GW. Seiring dengan komitmen tersebut PLN melakukan banyak program termasuk 5 kerja sama terkait pengembangan EBT dengan berbagai pihak. Untuk saat ini pembangkit EBT PLN telah mencapai 8.512 MW,” ujar Wiluyo.
Wiluyo menyebutkan bahwa PLN secara serius melakukan co-firing biomassa pada 32 lokasi PLTU.
Baca Juga:
Komisi VII DPR Dukung Penuh PLN Kembangkan Super Grid, Smart Grid dan Smart Control Center
PLN punya 52 PLTU yang akan di co-firing hingga tahun 2025.
Khusus untuk pengembangan pembangkit Geothermal, ia menyebutkan saat ini ada PTLP Sorik Merapi (195 MW), PTLP Sokoria (30 MW), dan Patuha (55 MW).
Sedangkan pembangkit Hidro ada PLTA Jatigede (110 MW), PLTA Peusangan (88 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTA Cisokan (1.040 MW).