Bali.WAHANANEWS.CO, Denpasar - Pecalang istri, kelompok pengamanan adat yang terdiri dari perempuan, mulai hadir dan aktif di sejumlah desa adat di Bali.
Kehadiran mereka memperkuat kelancaran pelaksanaan upacara keagamaan di pura sekaligus menjaga ketertiban, terutama dalam hal kesopanan pengunjung.
Baca Juga:
Denpasar Disambangi Influencer, AirNav Tampilkan Teknologi dan Inovasi AI
Ketua Pecalang Istri Pura Luhur Batukaru, Ketut Paryati, menyampaikan bahwa salah satu tugas utama mereka adalah memastikan busana para pemedek atau pengunjung pura sesuai dengan norma berpakaian yang berlaku.
“Mengatur masalah pakaian untuk ketertiban di pura, kami fokus dengan pakaian pada waktu sembahyang karena perkembangan zaman jadi kami tertibkan cara-cara berpakaian yang benar untuk ke pura,” ujar Ketut di Denpasar, Sabtu (17/8/2025).
Saat ini, kelompok yang ia pimpin beranggotakan 17 perempuan. Awalnya dibentuk untuk membantu kelancaran kegiatan di pura, kini mereka juga turut mengambil peran dalam menjaga ketertiban dengan cara yang terstruktur.
Baca Juga:
Pastikan Keamanan dan Ketertiban, Polres Simalungun Lakukan Patroli Malam
Jika ditemukan pengunjung yang tidak berpakaian sesuai ketentuan, para pecalang istri berhak menegur atau melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak berwenang.
Menurut Ketut, tidak ada syarat khusus untuk bergabung, selain memiliki komitmen untuk bekerja secara sukarela atau ngayah, tanpa mengharapkan imbalan, kecuali ada dana yang disediakan dari pura.
“Saya harap di semua pura khayangan ada pecalang istri untuk menjaga, apalagi sekarang tren di pura ada kerauhan (kesurupan) dibantu pecalang pria malah kena fitnah,” tambahnya.