Sri Mulyani menjabarkan, pertama, penentuan siapa yang akan menjadi chairman dari Bank Sentral AS, Federal Reserve.
Kedua, polemik perdebatan kenaikan batas utang atau debt ceiling di AS.
Baca Juga:
Purbaya Kaget Barang Impor Rp117 Ribu Dijual Rp50 juta di Ecommerce
Sebab, jika tidak diterapkan, AS terancam tidak bisa membayar utangnya.
"Dan juga inflasi sangat tinggi di atas 6% di AS yang akan menimbulkan komplikasi pada kebijakan di sisi moneter dan kecepatan dan kekuatan tapering yang akan dilakukan Amerika Serikat," tambahnya.
Baca Juga:
Ini Pesan Menkeu Purbaya ke PNS DJP Soal Target Setoran Pajak
Hantu dari Eropa
Tak hanya di AS, hantu pasar modal juga muncul dari Eropa.
Kawasan itu saat ini tengah menghadapi kenaikan harga energi dan juga masalah geopolitik.