Selain itu, mereka diketahui berasal dari oposisi dan terlibat aktif dalam demonstrasi Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Hanya saja, dia menegaskan, diangkut tidaknya mereka ke depan bukan dikarenakan menyandang status tertentu seperti oposisi, melainkan karena keterlibatan dalam jaringan terorisme.
Baca Juga:
2 Terduga Teroris Jaringan ISIS Ditangkap Densus 88 di Jakarta Barat
Meski tak mengetahui peran mereka secara rinci, Kharis menyebut nama-nama besar ini bisa dianggap sebagai simpatisan.
Jadi ketika beberapa tokoh JI memiliki persoalan, nama-nama ini akan membantu menyelesaikan atau meng-cover tokoh tersebut.
"Mereka ini kelompok oposisilah, dan mereka itu rata-rata dulu mendukung Prabowo semua. Sampai sekarang mereka masih tetap oposisi. Mereka ini statusnya personal tidak, tapi masalahnya sering dimanfaatkan oleh partai. Karena mereka itu punya nama besar dan profesi yang mereka geluti memungkinan mereka memegang jabatan itu. Dari sejumlah nama yang saya tahu gelarnya bagus-bagus dan mereka sering tampil di televisi kok dan termasuk salah satu media darling. Cuma media darling-nya yang versinya oposisi," katanya.
Baca Juga:
Min Aung Hlaing Tuduh Negara-Negara Dukung Konflik Myanmar dengan Pemasokan Senjata
"Yang pasti terkait kinerja Densus, saya pikir mereka bekerja sudah berbasis data lapangan. Artinya mereka tidak mungkin asal sebut nama, pasti sudah mengantongi data konkret sebelum turun lapangan dan sudah punya listnya soal siapa yang bakal diangkut," imbuhnya.
Pengakuan Terduga Teroris