"Saat ini produksi beras di pabrik sudah mencapai 100 ton per hari. Kalau menggunakan genset biaya produksi bisa mencapai 100 juta lebih per bulan, namun dengan menggunakan listrik PLN, kami hanya membayar sekitar 50 juta saja," kata Budi.
Meningkatnya produktivitas pabrik mengharuskan Budi melakukan berbagai upaya produktif, termasuk mengubah proses produksi dengan sepenuhnya menggunakan listrik dari PLN.
Baca Juga:
Kunjungi Produsen Gula di Lampung Selatan, Mendag: Tugas Pemerintah Bantu Pelaku Usaha
"Layanan yang diberikan PLN kepada kami selama ini cukup baik dan sangat memuaskan. Untuk proses pasang baru listrik dilakukan dengan mudah, cepat dan transparan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami sudah bisa menikmati listrik dari PLN," ujar Budi.
Hal senada juga diungkap Agun (45), pemilik pabrik pengolahan kelapa yang beralamat di Jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara.
"Kondisi kelistrikan di Kota Pontianak saat ini sangat kondusif, sehingga seluruh proses produksi yang kami lakukan di pabrik tidak terganggu. Menggunakan listrik PLN, biaya produksi pastinya jauh lebih murah," tutur Agun.
Baca Juga:
Edison Pasaribu: Instansi, Ormas, Filantropi, dan Pelaku Usaha Ikut Mengkaji Pembangunan Berkelanjutan
Dikatakannya pula, jika produktivitas terus meningkat dirinya berencana akan menambah daya listrik yang saat ini telah dilayani PLN dengan daya 82.500 VA.
"Pasokan listrik andal, usaha kami pun semakin berkembang. Sukses buat PLN yang telah memberikan layanan terbaik kepada pelanggan," sebut Agun.
Secara terpisah, Manager PLN UP3 Pontianak, Syaiful Azhari Siregar, mengatakan bahwa untuk menunjang pertumbuhan usaha khususnya para pelaku bisnis dan industri, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.