Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa selama Maret 2025, gempa di Bali dikelompokkan berdasarkan sumber aktivitasnya.
Sebanyak 73 kejadian terjadi di selatan Jawa, Bali, dan Lombok, yang diperkirakan terkait dengan aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Baca Juga:
Gempa 4,1 M di Bogor Termasuk Shallow Crustal Earthquake, Ini Penjelasan BMKG
Sementara 74 kejadian lainnya tersebar di wilayah Bali, Lombok, dan sekitarnya, dan diyakini berhubungan dengan aktivitas sesar aktif serta zona Flores Back Arc Thrust.
Sudiarta menegaskan bahwa hingga kini belum ada teknologi yang mampu mendeteksi secara akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.
“Untuk memastikan kita siap untuk selamat. Tentunya kita selalu berkolaborasi dengan tim pentahelix untuk menguatkan kemampuan masyarakat dan juga kita selalu meningkatkan kapasitas peralatan kita,” imbuhnya.
Baca Juga:
Maluku Diguncang Ratusan Gempa, BMKG: Tujuh Dirasakan Warga
Dari sisi kedalaman, data menunjukkan bahwa mayoritas gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal sebanyak 117 kejadian, disusul oleh 29 gempa berkedalaman menengah, dan 1 kejadian gempa dalam.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]