Bali.WAHANANEWS.CO, Denpasar - Stasiun Geofisika Denpasar mencatat sebanyak 147 kejadian gempa bumi terjadi di Bali dan sekitarnya selama bulan Maret 2025.
Rentang magnitudo gempa tersebut bervariasi antara M 1.1 hingga M 4.3.
Baca Juga:
Gempa 4,1 M di Bogor Termasuk Shallow Crustal Earthquake, Ini Penjelasan BMKG
Sebagian besar gempa sebanyak 123 kejadian atau sekitar 83% berada pada kategori magnitudo di bawah M 3.
Sementara 24 gempa lainnya (16%) tercatat memiliki magnitudo antara M 3 hingga M 5. Sepanjang bulan tersebut, tidak tercatat gempa bumi dengan magnitudo di atas M 5.
Ketua Kelompok Kerja Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Denpasar, Ketut Sudiarta, S.AP., M.Si., mengungkapkan bahwa ada tiga sumber utama aktivitas gempa bumi di Bali.
Baca Juga:
Maluku Diguncang Ratusan Gempa, BMKG: Tujuh Dirasakan Warga
“Gempa di wilayah Bali terdapat tiga sumber yaitu megathrust Sumba di selatan, bagian utara adalah Flores Back Arc Thrust dan di daratan terdapat 30 sesar,” jelasnya, Kamis (10/4/2025).
Meskipun wilayah Bali tergolong rawan gempa, Sudiarta mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan hanya mengikuti informasi dari sumber yang dapat dipercaya.
"Seperti BMKG, dan lain sebagainya. Dan tentunya kalau ada gempa kita melakukan perlindungan diri kurang lebih 20 sampai 25 detik dan baru kemudian menuju titik kumpul setelah mereda,” katanya.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa selama Maret 2025, gempa di Bali dikelompokkan berdasarkan sumber aktivitasnya.
Sebanyak 73 kejadian terjadi di selatan Jawa, Bali, dan Lombok, yang diperkirakan terkait dengan aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Sementara 74 kejadian lainnya tersebar di wilayah Bali, Lombok, dan sekitarnya, dan diyakini berhubungan dengan aktivitas sesar aktif serta zona Flores Back Arc Thrust.
Sudiarta menegaskan bahwa hingga kini belum ada teknologi yang mampu mendeteksi secara akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.
“Untuk memastikan kita siap untuk selamat. Tentunya kita selalu berkolaborasi dengan tim pentahelix untuk menguatkan kemampuan masyarakat dan juga kita selalu meningkatkan kapasitas peralatan kita,” imbuhnya.
Dari sisi kedalaman, data menunjukkan bahwa mayoritas gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal sebanyak 117 kejadian, disusul oleh 29 gempa berkedalaman menengah, dan 1 kejadian gempa dalam.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]