Bali.WAHANANEWS.CO, Denpasar - Penyaluran kredit di wilayah Bali dan Nusa Tenggara hingga Februari 2025 tercatat mencapai Rp231,1 triliun.
Angka ini tumbuh sebesar 5,81% secara tahunan (year-on-year/YoY), sedikit menurun dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 yang mencapai 6,77% YoY.
Baca Juga:
OJK Sumut Perkuat Peran Industri Jasa Keuangan Pertanian Jagung untuk Pertumbuhan Ekonomi
Sebagai perbandingan, pada Februari 2024, pertumbuhan kredit mencapai 11,34% YoY.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu menyampaikan bahwa kinerja industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara pada Februari 2025 tetap tangguh dan stabil.
Kondisi ini ditopang oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terjaga.
Baca Juga:
Penyaluran Kredit Perbankan di Sulut Tumbuh 5,98 Persen hingga Desember 2024
Pertumbuhan kredit YoY terutama ditopang oleh peningkatan pada kredit investasi, yang naik sebesar Rp12,1 triliun atau tumbuh 28,16% YoY.
Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan Februari 2024 yang tumbuh 27,24% YoY dan Januari 2025 yang mencatatkan pertumbuhan 29,43% YoY.
“Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara,” jelas Puji dikutip dari keterangan pers, Senin (14/4/2025).
Dari sisi sektor, penyaluran kredit masih didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha (konsumtif) sebesar 42,36%, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi 24,49%.
Kenaikan kredit terutama berasal dari pertumbuhan di sektor konsumtif yang naik Rp7,3 triliun (tumbuh 8,09% YoY), sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar Rp1,6 triliun (tumbuh 11,63% YoY), serta sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan yang meningkat Rp931 miliar (tumbuh 6,93% YoY).
Dari sisi jenis debitur, sebanyak 43,21% dari total kredit disalurkan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,32% YoY.
Meski melambat dibandingkan Februari 2024 yang tumbuh 10,52% YoY, porsi kredit UMKM yang tinggi mencerminkan komitmen perbankan untuk mendorong ekonomi daerah.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatatkan kinerja positif. DPK per Februari 2025 mencapai Rp275,7 triliun, tumbuh 8,26% YoY.
Meski demikian, pertumbuhan ini melambat dibandingkan Januari 2025 (10,26% YoY) dan Februari 2024 (15,59% YoY).
Kenaikan DPK dibandingkan Februari 2024 terutama didorong oleh peningkatan nominal tabungan sebesar Rp14,9 triliun dan deposito sebesar Rp5,3 triliun.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]