Terkait rencana memodifikasi cuaca, Suharyanto berjanji menurunkan armada dan peralatan penyemaian, namun masih menunggu pesawat yang saat ini sedang difokuskan untuk menangani bencana di daerah lain.
“Sebagai informasi BNPB ini sudah melaksanakan TMC 3 bulan terakhir terus menerus, permasalahannya itu di sarana prasarananya, jadi per hari ini kita hanya punya lima pesawat, itu pun lima dari swasta. Lima pesawat itu fokus ke Kalimantan dan Sumatera, sekarang kita fokus ke Riau dan Sumatera Selatan. Setelah reda kita laksanakan di Bali ya,” kata dia
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
“Satu pesawat ini bisa untuk Bali lah, karena Bali banyak event-event internasional, kalau kondisinya kurang baik malu juga sebagai negara. Pasti itu ya TMC, tapi juga kita lihat prediksi BMKG,” sambungnya.
Sementara itu menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III I Nyoman Gede Wiryajaya untuk melalukan TMC pihaknya harus memastikan posisi dan keberadaan awan.
Segera setelah disetujui untuk menerapkan teknologi ini maka BMKG akan melakukan pemantauan posisi dan arah pergerakan awan ke Bali, baik melalui arah Banyuwangi, atau pun Lombok.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
[Redaktur: Amanda Zubehor]