Konferensi bertujuan untuk membangun kepercayaan kepada masyarakat bahwa pemulihan ekonomi sangat ditentukan oleh sektor pariwisata., karena industri pariwisata dan ekonomi.
kreatif akan memberikan dampak “multiplier effect” ke sektor industri penunjang pariwisata, misalnya transportasi, akomodasi, event organizer, industri kreatif (UMKM), dan lain-lainnya.
Baca Juga:
Dear Travelers! Ini 5 Rekomendasi Destinasi Seru di Desa Wisata Pujon Kidul, Malang
Acara ini juga bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi sebagai langkah antisipatif dalam pembangunan sekaligus untuk mendapatkan pengarahan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata nasional dengan melibatkan elemen-elemen penopang kepariwisataan, misalnya pemerintah, pelaku / pengusaha pariwisata, akademisi, peneliti, asosiasi, media, tokoh masyarakat serta elemen pendukung lainnya.
Di samping itu, acara konferensi juga untuk meningkatkan kekompakan dan menggerakkan kolaborasi agar bisa bergotong royong dalam menjalankan roda perekonomian semakin baik dari waktu ke waktu. Acara Business meeting (Table top )& Familiarization trip (Famtrip) diselenggarakan sebagai ajang pertemuan yang kondusif antara Buyer dan seller baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Di kegiatan ini, kita akan mendapatkan peluang untuk bertemu dan bekerja dengan orang-orang hebat dari berbagai profesi, misalnya agent biro perjalanan, pengusaha hotel dan restaurant, pengelola destinasi dan daya tarik wisata, EO, WO, pengusaha industri kreatif (UMKM), dan lain-lain dan wilayah untuk menunjukkan dan mempromosikan bisnis, mem-branding produk, mengenalkan produk baru, memelihara hubungan bisnis yang ada, menarik pelanggan baru, dan mengikuti tren pasar dalam pengembangan produk. Konsep Meeting Business to Business (B2B), Busniness to Customer (B2C) merupakan bentuk kolaborasi dan langkah kongkrit yang paling efektif untuk menjawab tantangan besar ini dengan dampak nyata tanpa meninggalkan marwah jati diri sebagai bangsa yang berbudaya," kata Sugianto didampingi Penanggung jawab ITTSU Fransiskus Adi Rahmawan, dan Penasihat Made Badra.
Baca Juga:
Dear Traveler! Coba 4 Aktivitas di Desa Wisata Pentingsari Ini
Kemudian, kata dia, Festival Budaya Indonesia diselenggarakan sebagai ajang untuk pemajuan dan pemanfaatan keragaman budaya yang unik dan luhur.
Dalam acara Festival ini, serangkaian acara digelar untuk tujuan pemetaan, pemajuan, dan pemanfaatan budaya dan kearifan lokal di setiap daerah, antara lain pameran industri kreatif (UMKM), Kirab Budaya Agung, dan pertunjukan seni yang diikuti oleh delegasi dari Provinsi, Kota/Kabupaten se-Indonesia.
Kegiatan ini juga membawa misi untuk pemerataan pembangunan infrastruktur lunak (kebudayaan), pembangunan manusia seutuhnya dan wujud kongkrit untuk mempersatukan kedaulatan wilayah Indonesia. Memajukan kebudayaan berarti turut memajukan berbagai ekosistem lain di luar kebudayaan.