"Dari kebutuhan listrik 75 MW, hanya 3 persen saja yang sudah menggunakan energi terbarukan dari PLN. Kami targetkan sampai akhir tahun depan sudah 7-8 persen," ujarnya.
Ia juga mengatakan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan energi terbarukan, terutama soal komponen utama yang masih cukup mahal.
Baca Juga:
Jadikan GBK Kompleks Olahraga dan Ruang Terbuka Hijau, PLN Hadirkan Listrik 100% EBT dengan Layanan REC
"Perlu penyimpanan baterai, sedangkan baterai biayanya masih mahal. Jadi kami harap ke depan harga baterai lebih kompetitif lagi," ujarnya.
Meski begitu, Petrokimia Gresik optimis bisa mengurangi emisi karbon dengan sejumlah cara, salah satunya melalui REC ini.
Diketahui, REC dari PLN ini memang semakin diminati perusahaan.
Baca Juga:
Listrik Hijau Makin Diminati, PLN Salurkan 1.400 unit REC ke Sebelas Perusahaan di Bali
Terbaru, REC dari PLN dipakai oleh industri makanan dan bioteknologi asal Korea Selatan yakni PT Cheil Jedang Indonesia Site Pasuruan serta PT Cheil Jedang Indonesia Site Jombang.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa (UID) Jawa Timur, Lasiran mengatakan, melalui REC pelanggan akan mendapat pengakuan dunia internasional bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan energi terbarukan.
Menurutnya, di Jawa Timur, hingga Agustus 2022 sebanyak 22 pelanggan telah dipasok dengan green energy melalui pembelian 155.443 unit REC.