"Ini menjadi penting bahwa Bali yang sudah memiliki kearifan lokal, bagaimana penggunaan energi yang erat dengan isu dampak lingkungan yang minim. Contoh, di Bali ada Subak, yakni sistem pengairan sawah dengan menggunakan energi alam. Demikian juga dengan adanya Perayaan Hari Raya Nyepi, dimana bumi diberikan waktu istirahat selama 24 jam, sehingga itu menjadi sebuah contoh yang baik bagaimana menuju pada lingkungan yang lebih baik ke depannya," jelas anggota Komisi VI DPR RI itu.
Legislator daerah pemilihan (dapil) Bali itu menambahkan, filosofi kearifan lokal yang ada di Bali salah satunya adalah Trihita Karana, yakni bagaimana hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan yang kuasa, dan manusia dengan alam.
Baca Juga:
DPR Pastikan Tindak Lanjuti Gugus Tugas Perdamaian Rusia-Ukraina
Hal itu menjadi satu tolak ukur atau konsep yang bisa menjadi sumbangsih nyata kepada dunia untuk lebih menjaga bumi dan lingkungan.
"Isu-isu ini diangkat disamping isu-isu yang lain, yang berhubungan dengan penggunaan energi yang bersih. Dan konsep green economy menjadi sangat penting karena ekonomi tetap tumbuh dan ramah lingkungan, serta masyarakat ikut terlibat," katanya.
Dia juga mendorong agar ekonomi dan kepariwisataan di Bali dan daerah lain bisa bangkit.
Baca Juga:
IPU di Bali Jadi Barometer Event Internasional, Puan Maharani: Ini Jadi Wajah Indonesia
"Mudah-mudahan momentum IPU ini, ekonomi akan kembali pulih dan pariwisata juga akan kembali baik dan masyarakat yang pada akhirnya mendapatkan manfaat dari segala kegiatan ini," ujarnya. [dny]