WahanaNews-Bali| IPU ke-144 bakal diselenggarakan pada 20-24 Maret di Nusa Dua, Bali.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana mengatakan Inter-Parliamentary Union (IPU) menjadi momentum bagi Indonesia untuk memulihkan sektor ekonomi dan pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga:
DPR Pastikan Tindak Lanjuti Gugus Tugas Perdamaian Rusia-Ukraina
"Momentum (IPU) di Bali, kita melihat yang terpenting adalah bagaimana kita menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia telah mampu mengelola tantangan pandemi Covid-19 ini secara baik, sehingga diharapkan momentum IPU ini menjadi pembukaan pemulihan kembali ekonomi, khususnya ekonomi pariwisata," kata Putu Supadma dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, momentum IPU juga akan digunakan untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia.
"Kita gaungkan dan hari ini kita juga sudah melakukan dialog dengan para duta besar untuk menyampaikan bahwa Indonesia sudah siap menerima kunjungan dari berbagai pihak, khususnya parlemen dari seluruh dunia untuk dapat mengunjungi Indonesia dalam kegiatan IPU ke-144 di Bali," katanya usai mengikuti Briefing Embassy on the Occasion of 144th Inter-Parliamentary Union Assembly Hosted by the House of Representatives of the Republic of Indonesia di Jakarta, Rabu (9/3).
Baca Juga:
IPU di Bali Jadi Barometer Event Internasional, Puan Maharani: Ini Jadi Wajah Indonesia
Selain itu, momentum IPU akan dimanfaatkan untuk mencari satu sisi bersama, terkait isu-isu climate change atau perubahan iklim dan isu yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan, serta penggunaan energi yang bersih.
Menurut politikus Partai Demokrat tersebut, tantangan terbesar saat ini adalah mencapai target-target pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Oleh karenanya, hal itu harus menjadi komitmen global bagi dunia menuju ke tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Ini menjadi penting bahwa Bali yang sudah memiliki kearifan lokal, bagaimana penggunaan energi yang erat dengan isu dampak lingkungan yang minim. Contoh, di Bali ada Subak, yakni sistem pengairan sawah dengan menggunakan energi alam. Demikian juga dengan adanya Perayaan Hari Raya Nyepi, dimana bumi diberikan waktu istirahat selama 24 jam, sehingga itu menjadi sebuah contoh yang baik bagaimana menuju pada lingkungan yang lebih baik ke depannya," jelas anggota Komisi VI DPR RI itu.
Legislator daerah pemilihan (dapil) Bali itu menambahkan, filosofi kearifan lokal yang ada di Bali salah satunya adalah Trihita Karana, yakni bagaimana hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan yang kuasa, dan manusia dengan alam.
Hal itu menjadi satu tolak ukur atau konsep yang bisa menjadi sumbangsih nyata kepada dunia untuk lebih menjaga bumi dan lingkungan.
"Isu-isu ini diangkat disamping isu-isu yang lain, yang berhubungan dengan penggunaan energi yang bersih. Dan konsep green economy menjadi sangat penting karena ekonomi tetap tumbuh dan ramah lingkungan, serta masyarakat ikut terlibat," katanya.
Dia juga mendorong agar ekonomi dan kepariwisataan di Bali dan daerah lain bisa bangkit.
"Mudah-mudahan momentum IPU ini, ekonomi akan kembali pulih dan pariwisata juga akan kembali baik dan masyarakat yang pada akhirnya mendapatkan manfaat dari segala kegiatan ini," ujarnya. [dny]