WahanaNews-Bali | Indonesia menjadi tuan rumah untuk acara 4th Meeting of The Parties (MOP) to The FAO Agreement on Port State Measure (PSMA). Pertemuan ini akan dilakukan di The Anvaya Beach Resort, Bali pada 8-12 Mei 2023.
PSMA merupakan perjanjian internasional tentang penerapan kesepakatan negara pelabuhan (port state measures agreement/PSMA).
Baca Juga:
Peningkatan Peserta Program Electrifying Marine: PLN Laporkan Tambahan 4.799 Pelanggan Tahun 2023
PSMA sendiri sudah mulai diterapkan sejak 2009, tepatnya saat negara-negara pelabuhan menjalin kesepakatan untuk mencegah praktik IUUF terus meluas dan menguat.
Chairperson of the 4th Meeting of The PSMA, Nilanto Perbowo menjelaskan, terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah untuk acara tersebut telah ditetapkan dalam MOP ke-3 di Brussels, Belgia atas persetujuan berbagai pihak. Lebih lanjut, setiap meeting of Parties itu ada tiga unsur, pertama chairperson atau ketua, lalu first vice chairperson atau wakil ketua, dan ada 5 vice chairperson.
"First vice chairperson ini adalah seseorang yang dipastikan pada MOP berikutnya, beliau akan jadi chairperson. Pada hal ini perlu disampaikan bahwa Wakil Menteri Perikanan Ekuador terpilih jadi First vice chairperson dan meeting selanjutnya direncanakan di Ekuador," katanya dalam acara Road to 4th Meeting of The Parties (MOP) to The FAO Agreement on Port State Measure.
Baca Juga:
Bulog Bali Alokasikan 15 Ribu Ton Beras Hingga Juni 2024 untuk Program Pangan
Lebih lanjut, Nilanto mengungkapkan target yang dibawa dalam keketuaan Indonesia dalam acara tersebut.
1. Memperhatikan hasil Rapat Pertama Kelompok Kerja ad hoc Strategi PSMA dan mempertimbangkan rancangan strategi untuk meningkatkan efektivitas PSMA untuk diadopsi
2. Memperhatikan kesimpulan dan rekomendasi Rapat IV Pokja PSMA part 6 (bagian financing)
3. Meninjau dan mengadopsi kuesioner untuk memantau implementasi perjanjian
4. Memperhatikan kesimpulan dan rekomendasi dari kelompok kerja teknis pertukaran informasi dan memutuskan operasionalisasi Global Information Exchange System (GIES)
5. Mempertimbangkan untuk mengadopsi rancangan kerangka acuan TWG-IE (Technical Working Group-Information Exchange)
6. Memberikan panduan tentang fitur mana yang harus diprioritaskan dalam fase pengembangan di masa depan GIES
Acara ini nantinya akan dilakukan secara hybrid, ada yang melalui daring dan datang langsung ke Bali.
Adapun peserta yang datang terdiri dari observer (peninjau) yang terdiri dari intergovernmental organization dan internasional nongovernmental organization, 75 anggota PSMA, dan negara-negara bukan anggota PSMA.
Ia berharap, para peserta akan tetap bersemangat dalam menuntaskan dokumen yang sudah disiapkan untuk pertemuan ini yang nantinya akan digunakan sebagai panduan semua pihak untuk melaksanakan PSMA.
"Mudah-mudahan peserta bersemangat dan kooperatif untuk bisa menuntaskan semua dokumen yang telah disiapkan dan dalam beberapa kali kelompok kerja, sehingga ke depan Port State Measure Agreement instrumennya lebih lengkap yang akan digunakan sebagai panduan semua pihak untuk bisa melaksanakan secara konsisten," tutupnya.
Sebagai informasi, Agreement on Port State Measurement (PSMA) merupakan perjanjian internasional yang secara khusus menargetkan pada penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur atau illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing.
Perjanjian ini pertama kali dicanangkan pada tahun 2009 dan Indonesia meratifikasi perjanjian tersebut pada tahun 2016 melalui Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2016.
Selanjutnya, diterbitkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 39 Tahun 2019 serta Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52 tahun 2020 sebagai upaya untuk memperkecil adanya tindakan IUU.[zbr/detik]