WahanaNews-Bali | Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan berlanjutnya kenaikan harga beras menjadi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat memicu kenaikan inflasi pada Mei 2023.
"Meskipun musim panen semakin meluas, namun harga masih cenderung naik akibat peningkatan permintaan beras, baik di Bali maupun luar Bali," kata Trisno di Denpasar, Rabu (03/05/23).
Baca Juga:
Pemkot Palu Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan Rumah untuk Kemandirian Pangan
Berdasarkan informasi harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Denpasar yang termuat dalam Info Pasar Denpasar, harga beras premium di dua pasar tradisional di daerah itu (Pasar Badung dan Pasar Kreneng) pada Rabu ini sudah di atas Rp13.000 per kilogram.
Sementara itu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada April 2023 tercatat beras juga menjadi salah satu komoditas yang juga menyumbang inflasi.
Selain beras, inflasi disebabkan pula oleh kenaikan harga pada angkutan udara, daging ayam ras, dan angkutan antar kota.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
"Terkait kenaikan harga beras pada April 2023 lebih disebabkan oleh belum meratanya musim panen padi di Bali," ujarnya.
Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada April 2023 sebesar 0,04 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,07 persen, mtm) dan lebih rendah dari inflasi Nasional (0,33 persen, mtm).
Rendahnya inflasi April 2023 tidak terlepas dari pengaruh positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia dan sinergi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).