Bagi KLHK kata Sidik, pilihannya adalah ada kemasan daur ulang, sebab hal itu menjadi hal yang utama.
Selain itu, industri kemasan harus melakukan inovasi untuk mencari jenis kemasan pakai ulang yang bebas BPA.
Baca Juga:
Lindungi Konsumen, Label BPA pada Kemasan Kembali Jadi Sorotan
Dalam pandangan KLHK, dalam konteks daur ulang maka ukuran kemasan menjadi lebih penting juga.
Sementara, bagi Firdaus Ali, ia memandang pertama soal tantangan menjamin keamanan BPA pada penggunaan kemasan AMDK.
Dengan beban populasi yang ada sekitar 274 juta jiwa, negara kita baru mampu melayani sekitar 21% dari total populasi untuk penyediaan air bersih per pipa. Lainnya masih menggunaakan air dari nonpemipaan.
Baca Juga:
Konsumen Wajib Tahu, Ini Tips Aman Pilih Air Minum dalam Kemasan
“Artinya sebagian besar masih menggunakan air nonpemipaan dari perhitungan kualitas, keamanan, dan lain sebaginya menjadi pertanyaan bersama. Kita masih jauh tertinggal dari negara lain. Dari cakupan layanan air bersih perpipaan,” kata Firdaus.
Firdaus Ali menekankan bahwa tidak ada alasan untuk kita memusuhi plastik.
“Bagaimanapun manusia harus hidup dengan plastik karena peradaban manusia tidak akan maju tanpa plastik. Plastik menjadi musuh kita, ketika kita kembali ke budaya primitif dengan membuangnya kesembarang tempat dan plastik berakhir di sungai atau di laut.” ucapnya.