WahanaNews-Bali | Ada berbagai jenis tradisi unik yang dilakukan umat Muslim di Indonesia saat bulan suci Ramadan tiba.
Beberapa tradisi yang dilakukan saat bulan Ramadan dapat dijumpai di Bali.
Baca Juga:
Berikut Tips Supaya Tidak Lemas dan Ngantuk Saat Puasa
Beberapa tradisi tersebut sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam.
Hingga kini, tradisi tersebut masih terpelihara dan dilaksanakan menjelang bulan Ramadan.
Simak ulasan 3 tradisi unik saat bulan suci Ramadan di Bali berikut ini:
Baca Juga:
Dear Emak-emak! Ini Tips Cara Mengatur Keuangan Biar Irit saat Bulan Ramadan
1. Megibung
Tradisi Megibung biasanya digelar oleh warga Kampung Islam Kepaon, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Megibung merupakan istilah Bali yang memiliki arti makan bersama. Tradisi makan bersama ala warga Bali ini telah muncul bersamaan dengan lahirnya Kampung Islam Kepaon.
Tradisi Megibung dilakukan seusai khataman Al-Qur'an, dilanjutkan berbuka puasa, dan setelah itu melaksanakan salat Maghrib.
Tradisi ini dilaksanakan dengan menikmati hidangan makanan bersama dalam satu wadah yang dikelilingi oleh peserta Megibung.
Saat Megibung, penyajian hidangannya juga dibagikan ke masing-masing kampung di Kampung Islam Kepaon.
Tradisi ini sebenarnya tidak hanya dilakukan pada bulan puasa. Tradisi serupa juga dilakukan dalam berbagai acara seperti selamatan kelahiran bayi, hingga tiga bulanan bayi.
Sementara pada bulan puasa Ramadan, tradisi megibung ini dilaksanakan khusus pada tanggal 10, 20, dan 30 bulan Ramadan. Alasannya karena tanggal tersebut bertepatan dengan acara khataman Al-Qur'an.
Ada pula alasan lainnya pelaksanaan megibung pada 10 hari pertama, kedua, dan ketiga di bulan Ramadan.
Menurut Takmir Masjid Besar Al-Muhajirin Kampung Islam Kepaon Abdul Ghani, pada 10 hari pertama Allah merindukan kita.
10 hari kedua bulan Ramadan, Allah semakin merindukan orang-orang yang beriman dengan nilai dakwah. 10 hari yang ketiga, Allah sangat mencintai hamba-hambanya yang berjuang di jalan-Nya dengan berjamaah.
2. Tradisi Ngotek
Ngotek merupakan istilah festival irama musik sahur yang digelar oleh warga Loloan, Jembrana, Bali.
Ngotek berasal dari kata kotek yang dalam bahasa Loloan berarti bangun.
Festival musik ini hanya diadakan setahun sekali pada bulan puasa Ramadan. Masyarakat memanfaatkan barang bekas, baskom, galon mineral, dan barang bekas lainnya sebagai alat musik.
Peserta ngotek yang terdiri dari anak-anak muda kampung akan membangunkan orang-orang berpuasa untuk sahur dengan memainkan musik.
Ngotek akan berhenti apabila adzan subuh telah berkumandang dan anak-anak berhamburan pulang ke rumah masing-masing.
3. Salat Tarawih Pukul 22.00 di Pegayaman
Desa Pegayaman di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali sejumlah tradisi yang dilaksanakan saat bulan puasa Ramadan.
Salah satunya, sistem tarawih di desa tersebut agak berbeda pada umumnya.
Salat Sunnah yang dilaksanakan setelah salat Isya dibagi menjadi dua sistem.
Pada kloter pertama, tarawih dilaksanakan oleh ibu-ibu beserta anaknya di masjid. Sedangkan para bapak-bapak akan menunggu di rumah hingga ibu-ibu selesai melaksanakan salat tarawih.
Sementara itu, tarawih untuk para suami baru dimulai pada pukul 22.00 Wita hingga subuh di masjid.
Hal tersebut dilakukan untuk menghidupkan suasana Ramadan di Desa Pegayaman.[zbr]
Sumber:detikcom