WahanaNews-Bali | Tol Bali-Mandara merupakan satu-satunya tol di Indonesia yang dibangun di atas laut. Ini merupakan salah satu tol atas air terpanjang di dunia.
Tapi tahukah Anda, beton yang digunakan sebagai bahan baku pilar jembatan di atas air, apabila ditempeli biota laut maka akan menjadi lebih rapuh? Bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur pilar tersebut.
Baca Juga:
Percepat Konektivitas Sumut, 2 Ruas Baru Tol Kutepat Rampung 100%
Salah satu jenis biota laut yang kerap menempel pada pilar jembatan yang terendam dalam air air laut adalah teritip. Penempelan mikroorganisme tersebut juga dapat menyebabkan berat mati struktur semakin bertambah pada penopang di tiap pilar.
Mengutip keterangan BPJT, Rabu (15/12/2021), guna mencegah kerusakan pada tiap pilar tersebut, maka tol Bali-Mandara dilapisi dengan teknologi Cat Antifouling. Penggunaan Cat Antifouling ini diterapkan pada tiang pancang di Jalan Tol Bali-Mandara yang berjumlah hampir 14.000 ribu titik pancang.
Teknologi Cat Antifouling tipe statis merupakan suatu cat yang dilapisi dengan kandungan biosida aktif yang dapat digunakan sebagai metoda perlindungan struktur jembatan yang berada di lingkungan laut/pantai dari kerusakan yang diakibatkan oleh penempelan biota laut.
Baca Juga:
PLN Siap Tambah 111 SPKLU di Sejumlah Lokasi "Rest Area" Tol
Penggunaan Cat Antifouling ini diterapkan dengan metode Two in One Protection System yang berfungsi sebagai lapis lindung anti korosi dan juga Antifouling yang bekerja pada struktur-struktur statis di lingkungan laut/pantai dengan waktu yang cukup lama. [dny]