Bali.WahanaNews.co| PT PLN (Persero) memastikan upaya dedieselisasi pembangkit terus dilakukan.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto mengatakan, dedieselisasi pembangkit merupakan bentuk komitmen PLN dalam upaya mendorong transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Program Dedieselisasi yang saat ini dalam proses pengadaan untuk 2 cluster (Barat dan Timur). PLN nantinya akan melakukan Program Dediesilisasi pada PLTD berskala kecil yang tersebar di daerah-daerah dengan akses yang sulit," ujar Gregorius, dikutip Selasa (12/3/2024).
Gregorius melanjutkan, penunjukan pemenang dan penandatanganan Letter of Intent (LoI) sudah dilaksanakan pada akhir tahun 2023. Adapun, tahapan yang berlangsung saat ini yaitu proses finalisasi pengadaan sebelum penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA).
Gregorius menambahkan, sebagai upaya menjaga keandalan sistem kelistrikan pada area tersebut. PLN akan menggunakan Battery Energy Storage System (BESS).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Sehingga pemanfaatan energi bersih dapat digunakan dalam waktu yang lebih panjang," imbuh Gregorius.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendesak PLN untuk segera menuntaskan proyek dedieselisasi pembangkit.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya terus mendorong agar PLN menjalankan program dediesielisasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 1,6 GW.
"Harusnya sih jalan, kita dorong terus. (Apalagi) kita kasih (harga) gas untuk listrik kan tak mahal-mahal. Eksekusinya aja nanti tolong tanya PLN sampai sejauh mana tuh ada 1,6 GW yang kita programkan 3 tahun lalu belum jalan," ujar Arifin.
Arifin menambahkan, selain dedieselisasi pada 1,6 GW PLTD, Kementerian ESDM juga mendorong pelaksanaan dedieselisasi untuk 2.200 unit pembangkit kecil untuk masuk dalam program ini.
Pada Desember 2023 lalu, PLN menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan energi yaitu ib vogt GmbH asal Jerman, PT Indika Energy Utama Tbk (INDY) dan Infraco Asia Development Pte., Ltd.
Dalam kesepakatan, program ini akan dibagi ke dalam dua klaster, yaitu kolaborasi PLN Nusantara Power dan ib vogt GmbH dalam mendorong dedieselisasi di klaster pertama yang meliputi wilayah Indonesia bagian Barat.
Sedangkan, kolaborasi PLN Indonesia Power, PT Indika Energy Utama Tbk dan Infraco Asia Development Pte.,Ltd. bersama-sama akan mendorong dedieselisasi di klaster kedua yang meliputi wilayah Indonesia bagian Timur.
Terakhir, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengemukakan, saat ini PLN memiliki kurang lebih 5.200 PLTD yang tersebar di sekitar 2.100 lokasi. Dengan dedieselisasi, pihaknya berharap biaya dan emisi karbon yang besar dari operasional PLTD akan bisa ditekan maksimal.
[Redaktur: Frans Dhena]