WahanaNews-Bali | Pelatih ganda campuran, Nova Widianto, mengkritik keras sikap yang ditunjukkan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di atas lapangan usai kalah di babak pertama Indonesia Masters 2021 melawan pasangan non-unggulan.
Ia merasa Praveen/Melati kurang menyadari tanggung jawab sebagai pemain pelatnas.
Baca Juga:
Insiden “Hawk-Eye” Rugikan Kevin/Marcus, BWF Minta Maaf
"Kalau dari saya gini ya, kita tuan rumah. Main di kandang sendiri, ya saya penginnya mereka main maksimal ya. Urusan menang-kalah itu belakangan-lah. Tapi saya lihat kemarin itu mainnya kayak enggak ada fight-nya. Motivasinya enggak ada," kata Nova Widianto kepada para wartawan, Kamis (18/11) siang.
Diketahui, Praveen/Melati tersingkir di babak pertama Indonesia Masters 2021 usai kalah 11-21 dan 20-22 dari ganda nonunggulan, Dhruv Kapila/Reddy N. Sikki, Rabu (17/11/2021) kemarin.
Hasil itu menjadi kejutan. Tentu saja mengingat mereka adalah pasangan unggulan kedua di dalam turnamen.
Baca Juga:
Lawan Ganda Jepang di Final, The Minions Pernah 10 Kali Menang
"Itu kemarin lawannya, bukan bermaksud meremehkan ya, kan mungkin dua level di bawah ya. Jadi saya rasa, ini agak keras sedikit ya, mereka enggak ada rasa tanggung jawabnya. Main di kandang sendiri, istilahnya rasa untuk enggak mau kalah itu harus ada," ujar Nova Widianto.
Kekalahan tersebut bikin Praveen/Melati semakin dalam sorotan. Sebelumnya mereka dinilai tak baik-baik saja karena tak terlihat ada komunikasi di lapangan.
Melati mengakui usai pertandingan bahwa mereka kurang banyak 'bicara' satu sama lain di lapangan. Sementara Praveen memilih bungkam.
Hasil kemarin menjadikan Praveen/Melati melanjutkan puasa gelar, dengan titel terakhir adalah All England 2020.
"Kita enggak usah ngomong soal komunikasi ya, saya rasa udah bosen dengan alasan itu. Walaupun mereka enggak saling ngomong pun, asal mereka bisa tampil maksimal, fight individu sendiri-sendiri, tanggung jawab dengan diri sendiri, sebenarnya enggak masalah."
"Jadi kalau ngomong masalah komunikasi, rasanya basi ya kalau cuma itu terus alasannya. Asal mereka main maksimal, mati-matian di lapangan, enggak masalah enggak ada komunikasi. Tapi ini, lihat sendiri kan, enggak ada sama sekali fight-nya. Istilahnya enggak ada rasa tanggung jawab sama sekali main buat Indonesia," imbuh peraih perak Olimpiade 2008 Beijing tersebut. [dny]