WahanaNews-Bali | Pencegahan pemadaman listrik di Pulau Madura dilakukan akibat adanya hotspot atau titik panas yang ditemukan di wilayah tersebut.
PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali (UIT JBM) mengklaim hotspot atau titik panas itu menyebabkan pemadaman bergilir akibat meningkatnya beban listrik di wilayah itu.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
General Manager PLN UIT JBM Didik F Dakhlan di Surabaya, Senin, mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya titik panas adalah meningkatnya beban yang disalurkan dari 74 MW menjadi 88 MW saat Ramadhan.
"Sebelumnya kami telah menemukan adanya hotspot pada T.15 Kenjeran-Gilitimur saat terjadi beban puncak di Madura. Beban itu akibat banyaknya aktivitas malam pada Ramadhan, sehingga ada peningkatan pemakaian listrik, dan tugas kami harus selalu menjaga keandalan sistem," kata Didik, dalam siaran persnya.
Setelah ditemukannya hotsport, kata dia, PLN kemudian memperbaiki menara pertemuan (Sealing End) antara Saluran Udara Tegangan Tengah (SUTT) dengan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) T.15 Kenjeran-Gilitimur yang menyalurkan listrik ke Pulau Madura, sebelum melalui SKTT 150 kV.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Dengan dilakukannya pekerjaan oleh Tim PDKB membuat penyaluran listrik ke Pulau Madura tidak mengalami pemadaman. Tim tetap semangat melakukan pekerjaan meski sedang menjalankan ibadah puasa, semoga tidak ada gangguan dalam penyaluran listrik ke seluruh pelanggan," kata Didik.
Dengan demikain PLN telah menyelamatkan 264 MW listrik dan akan terus melakukan pemantauan pada sebagian titik baik SUTT maupun SUTET yang berpotensi terjadinya hotspot.
"Tugas kami adalah menjaga keandalan serta kontinuitas dalam penyaluran energi listrik merupakan tugas utama yang diemban PLN," kata Didik.