Sebab, belanja barang dan pengadaan untuk pembangunan pembangkit saja misalnya, tetap membutuhkan dolar untuk pembayaran. Padahal, PLN mendapatkan revenue secara rupiah.
"Ada komponen pembiayaan juga yang kami memakainya secara dolar seperti belanja barang modal, pembayaran hutang ini yang memakai dolar dan itu mempengaruhi BPP ini," ujar Bob.
Baca Juga:
Tarif Listrik Triwulan IV Tidak Naik, PLN Jaga Pelayanan Listrik Tetap Andal
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan keempat faktor yang mempengaruhi Biaya Pokok Produksi (BPP) kelistrikan adalah Kurs Rupiah terhadap Dolar, patokan Indonesian Crude Price (ICP), harga acuan batubara dan juga inflasi.
Maka, jika tarif listrik mengalami kenaikan hal ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan indeks dari empat faktor ini.
Baca Juga:
Bebani Konsumen Listrik, YLKI Desak Pemerintah Batalkan Power Wheeling
"Meski harga batubara saat ini sudah di-cap. Tetapi pengaruh ICP terhadap BPP ini sangat besar. Selain karena masih ada komponen PLTD dalam energy mix, ICP juga berpengaruh pada biaya operasional PLN," ujar Rida dalam kesempatan yang sama.
Saat ini harga minyak mentah dunia sudah menyentuh level 100 dolar AS per barel.
Sedangkan asumsi makro yang dibanderol oleh APBN sebesar 63 dolar AS per barel.