WahanaNews-Bali | Dari mata turun ke hati.
Begitulah, umumnya, riwayat awal terciptanya keharmonisan dalam hubungan dua insan.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Dan, konon, fenomena “dari mata turun ke hati” itu tak pernah lepas dari ihwal pertemuan pertama di antara keduanya.
Maka, tak ayal, dalam menelusuri hikayat keharmonisan antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, momen pertemuan pertama mereka pun menjadi layak untuk dicermati.
Karena, bukan mustahil, dari situ jualah semuanya bermula.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Facebook, 14 Juli 2020
Dan, terima kasih Facebook.
Berkat platform media sosial itu, tepatnya pada 14 Juli 2020, foto Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati, saat keduanya belum menjadi pejabat negara, mendadak viral.
Gambar itu diunggah Mayor Haristanto di akun Facebook-nya pada Selasa (14/7/2020), pukul 06.33 WIB.
Dokumentasi itu, secara tidak sengaja, ditemukan kembali Mayor saat sedang membersihkan tumpukan barang di gudangnya.
"Karena pandemi ini, saya bersih-bersih gudang di rumah. Saya menemukan foto ini, saya unggah di Facebook saya, dan sekarang katanya viral," kata Mayor, yang saat itu menjadi panitia pelaksana seminar, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (20/7/2020) malam.
Mayor mengatakan, foto itu diambil saat berlangsungnya satu seminar ekonomi yang diselenggarakan Forum Bisnis (Forbis) Surakarta di Gedung Grha Wisata Niaga, Surakarta, Jawa Tengah, pada Jumat (14/8/1998).
Sri Mulyani hadir sebagai pembicara seminar.
Dalam keterangan gambar, Sri Mulyani disebutkan diundang sebagai pakar ekonomi dan akademisi dari Universitas Indonesia (UI).
Moderator seminar adalah pengusaha nasional sekaligus humorolog, Jaya Suprana.
Menurut Mayor, seminar ekonomi itu diselenggarakan Forbis Surakarta setelah kerusuhan 1998.
Seminar tersebut disponsori oleh Jokowi, yang saat itu masih menjadi pengusaha kayu.
"Forbis merancang sebuah seminar pasca-kerusuhan itu. Saya kenal Pak Jokowi, dan ide itu saya tawarkan, dan Pak Jokowi menyetujui lewat bendera PPK (Paguyuban Pengrajin Kayu) Bimointernasional," sebutnya.
Kemungkinan Besar Pertemuan Pertama
Mayor tidak membayangkan bahwa akhirnya sekarang Jokowi terpilih menjadi Presiden RI dan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan dalam kabinet pemerintahannya.
"Kemungkinan, itu adalah pertama kali Bu Sri Mulyani dan Pak Jokowi bisa bertemu. Itu kemungkinan besar momen pertama kali Bu Sri Mulyani ketemu Pak Jokowi," terang dia.
Mayor mengatakan, dalam seminar itu, Jaya Suprana sebagai moderator membuat nujum bila kelak Sri Mulyani Indrawati akan menjadi Presiden RI.
Namun, orang yang terpilih menjadi Presiden dalam Pilpres 2014, dan kembali dalam Pilpres 2019, justru pengusaha kayu yang berpidato membuka seminar, yaitu Jokowi.
Dia menilai, foto itu sangat bersejarah, karena momen pertama kali Jokowi bertemu dengan Sri Mulyani.
"Ini sudah 22 tahun yang lalu. Siapa tahu, ini pertama kali sebelum beliau berdua berkolaborasi dalam kabinet pemerintahan sekarang ini," tandasnya.
Secara terpisah, perwakilan dari Forbis Surakarta yang juga pelaksana seminar, Bambang Haryanto, mengatakan, seminar ekonomi 1998 bertujuan untuk meminta masukan dari pakar setelah kerusuhan 1998.
"Saat itu, yang terkenal Ibu Sri Mulyani. Kemudian ngobrol sama Pak Jokowi, yang saat itu pengusaha kayu. Pak Jokowi bersedia, dan seminar diselenggarakan pada hari Jumat itu," terang dia.
Dia mengatakan, seminar ekonomi tersebut sekaligus bertujuan untuk membangkitkan ekonomi selepas kerusuhan 1998.
"Kita ingin memberikan semacam prospek ke depannya, hambatannya apa. Pengusaha Solo butuh masukan pakar. Pakarnya, satu yang kami percayai, satu dan moncer saat itu, Bu Sri Mulyani," ucapnya.
Bambang juga tak menyangka bahwa akhirnya Jokowi sekarang menjadi Presiden RI dan Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan.
"Itu sejarah. (Saat itu) Kita tidak tahu kalau sekarang Pak Jokowi (bakal) terpilih menjadi Presiden RI dan Bu Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan," kata dia. [non]