Bali.WahanaNews.co, Jembrana - Bendungan Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, terus mengering. Kemarau panjang dan pembalakan liar di hutan sekitar bendungan menjadi penyebab utama debit air terus menurun.
Melansir detikBali, Bendungan Palasari memiliki tinggi 38,80 meter, panjang puncak bendungan 350 meter, luas genangan waduk 100 hektare, volume air waduk 8 juta meter kubik, dan luas daerah irigasi 1.300 hektare.
Baca Juga:
Proyek Saluran Pulomas Utara Disorot, Abdul Rauf Gaffar Terancam Dilaporkan ke APH
Kepala Bidang Pertanian I Komang Ngurah Arya Kusuma menjelaskan penurunan volume air bendungan ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu. Dampaknya, bendungan yang menjadi salah satu destinasi wisata di Jembrana ini terlihat mulai mengering.
Selain itu, penurunan volume air bendungan juga berdampak pada pertanian di sekitarnya. Sebanyak tiga subak di Desa Ekasari kekurangan air dan petani tak bisa menanam padi.
"Bendungan mengalami penyusutan air. Sekarang tinggal menunggu hujan saja untuk menanam," ujar Arya Kusuma dikonfirmasi detikBali, Minggu (1/10/2023).
Baca Juga:
Dinas PUTR Kabupaten Sumedang Rehabilitasi 11 Daerah Irigasi untuk Petani Tembakau
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, Gede Sugianta, menjelaskan bahwa setiap musim kemarau, debit air di Bendungan Palasari menyusut.
"Salah satu kondisi yang memperparah kekeringan setiap tahun ini adalah perambahan hutan yaitu penebangan pohon liar yang terjadi," ujar Sugianta.
Menurutnya, penebangan liar di sekitar kawasan bendungan menyebabkan berkurangnya debit air yang masuk ke bendungan. Hal ini diperparah dengan kondisi kemarau yang berkepanjangan.