Jika sudah lelah menjelajahi area indoor, traveler bisa mencoba menjelajahi beberapa area outdoor, seperti area sidewalk. Di sini traveler bisa berjalan santai sembari menikmati keindahan arsitektur bangunan dan sungai di sepanjang area mal.
Menurut Jannywati Hartini keunikan Living World Denpasar terletak pada aktivitas di amphitheater yang hanya ada di Living World Denpasar. Living World menjadi mal pertama di Bali yang memiliki amphitheater dengan kapasitas sekitar 500 orang.
Baca Juga:
Bank Indonesia Bali Catat Kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen Ekonomi Pulau Dewata September 2024
Di akhir pekan biasanya banyak komunitas yang melakukan pementasan seni di amphitheater ini. Jangan sampai kelewatan ya!
Bagi traveler yang ingin ngemal dengan sensasi berbeda, jangan sampai ketinggalan untuk menikmati keindahan matahari terbenam dari rooftop community park yang ada di Living World Denpasar.
Tenang saja, mal ini sudah pet friendly jadi cocok untuk traveler yang ingin membawa hewan peliharaan. Namun ketika memasuki mal, hewan peliharaan diwajibkan untuk menggunakan pampers.
Baca Juga:
Diduga Terlibat Prostitusi, Imigrasi di Bali Usir WNA Uganda
Hadir dengan gebrakan berbeda, Living World Denpasar melakukan pengembangan pada UMKM lokal. Living World menjadi mal pertama kali mengkurasi konsep UMKM. Dua bidang yang menjadi fokus dari Living World Denpasar adalah bidang kuliner serta kriya dan fashion bali.
Dalam bidang kuliner, Living World Denpasar berkomitmen dan berkolaborasi dengan Samsaka Group dengan membina lebih dari 70 UMKM lokal. Nusantara Market menjadi wadah bagi UMKM lokal untuk memperjualbelikan produknya.
Sedangkan dalam bidang kriya dan fashion Bali, Living World Denpasar menggandeng Pendopo untuk mengadakan pagelaran busana yang memamerkan karya-karya UMKM lokal. Mal ini juga menghadirkan fashion street yang menjadi wadah bagi UMKM lokal menyajikan brand fashion karya anak negeri.