WahanaNews-Bali | Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali Dewa Agung Gede Lidartawan menyatakan pihaknya bakal mencoba model pemilu baru di Bali dengan mengusung pemilu bersih (green election) bebas baliho untuk mewujudkan pendidikan politik yang berkualitas bagi masyarakat.
Saat mengadakan deklarasi dan peluncuran kirab pemilu 2024 dengan mengusung tema 'Pemilu Sebagai Sarana Integritas Bangsa' di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (14/02/23), Lidartawan mengatakan metode kampanye dengan menggunakan baliho tidak cukup untuk menyampaikan gagasan dan program kerja politik seorang calon.
Baca Juga:
Mahkamah Agung Kabulkan Gugatan Abdul Faris Umlati, ARUS Terus Melaju
"Dengan penggunaan baliho malah menciptakan arogansi, pemborosan anggaran dan menghasilkan banyak sampah. Saya baru mengajukan ide karena ide ini juga masukan dari masyarakat. Baliho itu mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya. Kita tawarkan dulu, nanti kita rembuk dengan ketua-ketua partai," katanya.
Dalam undang-undang, KPU itu memfasilitasi kampanye berupa baliho, spanduk, dan umbul-umbul, serta bahan kampanye lainnya, misalnya flyer.
"Kita ingin green election-lah, nggak usah lagi ada timbunan sampah plastik," kata dia.
Baca Juga:
Debat Terakhir Pilgub Sultra 2024 Fokus pada Isu Lingkungan
Metode kampanye dengan menggunakan media selain baliho mendukung program-program pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang bebas sampah. Namun demikian, kata dia, usulan itu akan bisa dieksekusi jika para pejabat partai setuju untuk tidak lagi menggunakan baliho.
Dia berharap kampanye dengan menggunakan media sosial maupun media massa lebih dipilih, karena para pemilih milenial dapat lebih mengenal sepak terjang calon pemimpin yang dipilihnya dengan baik melalui media sosial.
Dengan begitu, pemilu menjadi pentas pertarungan gagasan, kreativitas calon dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas demokrasi Indonesia.