WahanaNews-Bali | Kementerian PUPR mulai menggarap pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,83 kilometer (km).
Pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali I Wayan Koster di Pekutatan, Jembrana, Bali, Sabtu (10/9).
Baca Juga:
Tinjau Tol Solo - Yogyakarta, Menteri Dody: Segmen Klaten - Prambanan Dibuka Fungsional Mendukung Kelancaran Nataru 2025
Basuki mengatakan pembangunan jalan tol di Bali sebagai destinasi wisata harus memperhatikan kualitas, estetika, dan kearifan lokal Bali.
Kemudian, harus menghindari tempat-tempat suci, serta membangun jalur khusus bagi kendaraan roda dua.
"Saya sangat gembira karena akan ada jalur untuk pengendara sepeda motor dan sepeda. Ini merupakan salah satu perhatian kita pada social heritage di Bali, sehingga cepat sampai tujuan dengan selamat sambil menikmati keindahan alam di Jembrana, Tabanan dan Badung," katanya dalam keterangan resminya, Minggu (11/9).
Baca Juga:
Perhatikan Aspek Keselamatan Pengendara, Pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Terus Dilanjutkan
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi tiga seksi. Secara rinci, seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 53,6 km, seksi 2 Pekutatan-Soka 24,3 km dan seksi 3 Soka-Mengwi 18,9 km.
Tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun melintasi 3 kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa.
Empat desa di Bali akan difungsikan sebagai rest area terpadu yang masing-masing memiliki konsep berbeda, yaitu Jembrana yang mengangkat kearifan lokal.
Lalu, Pekutatan yang menunjang area taman bermain internasional, Soka dengan konsep pedesaan sebagai tempat beristirahat, serta Tabanan sebagai pusat logistik untuk distribusi dalam kota.
Dengan perkiraan biaya investasi sebesar Rp 24,6 Triliun, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ditargetkan selesai pada 2028 mendatang.
Namun, Basuki ingin pembangunan jalan tol tuntas akhir 2025.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini akan berdampak bagi masyarakat Bali, selain menjadi solusi atas permasalahan kemacetan ruas arteri nasional dan mempersingkat waktu perjalanan menuju Denpasar yang awalnya bisa 5-7 jam dapat menjadi 1,5-2 jam saja.
"Jalan tol ini memiliki dampak positif dalam peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, efisiensi jarak dan waktu tempuh logistik, bahkan mampu memicu timbulnya destinasi wisata baru, serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di provinsi Bali," tandas Wayan. [dny]