WahanaNews-Bali | Desa Wisata Kampung Samtama, salah satu wilayah binaan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, yang terletak di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, menerima kunjungan studi banding dari Delegasi G20 yang tengah mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas untuk Kota-Kota di Asia Tenggara dengan tajuk, “Inisiatif-Praktik Hijau dan Rendah Karbon untuk Ketahanan Iklim”.
Workshop ini diselenggarakan oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga:
Sejumlah Delegasi G20 Berkunjung ke Desa Wisata Genggelang
Kunjungan ke Samtama dilakukan dalam rangka studi banding praktik hijau dan rendah karbon, khususnya di lingkungan rumah tangga padat penduduk.
Adian Sudiana, Local Hero Desa Wisata Kampung Samtama, menyambut hangat peserta kunjungan dengan memperlihatkan berbagai kegiatan masyarakat di Kampung Samtama.
Para Delegasi yang berasal dari negara-negara Asia Pasifik diajak berkeliling kampung untuk melihat langsung berbagai aksi nyata masyarakat dalam rangka mewujudkan lingkungan hijau rendah karbon, seperti melihat proses pengolahan sampah, kegiatan urban farming dengan metode hidroponik, melihat budidaya magot, mitigasi perubahan iklim dengan penerapan gang hijau, serta melihat olahan pasca panen, seperti souvenir daur ulang, mencicipi minuman cincau sampai menikmati mie sehat dari sayuran hijau.
Baca Juga:
Kakanwil Kemenkumham Bali Sebut Total Kepala Negara dan Tim Capai 3 Ribu Orang Ikut KTT G20
General Manager PLN UID Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan mengatakan bahwa PLN melihat potensi yang luar biasa dari kemauan dan keinginan masyarakat Samtama untuk sebuah gerakan sadar lingkungan, bebas dari sampah, serta penghijauan.
Oleh karena itu PLN dukung penuh program Kampung Samtama.
“Kami sebagai perusahaan pemerintah yang bergerak di bidang kelistrikan tidak hanya menjalankan bisnis dengan profit oriented, tapi kami juga menjalankan bisnis berkelanjutan dengan berorientasi pada lingkungan. Oleh karena itu kami mendukung penuh program Kampung Samtama dan banyak program lingkungan lainnya”, ungkap Doddy.
Salah satu delegasi dari Filipina, Rhenandiwas mengakui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Samtama ini sangat menginspirasi dan patut ditiru oleh daerah lain di Indonesia, bahkan juga di negara kami.
“Kegiatan ini sangat sulit dilakukan, apalagi di kota besar seperti Jakarta karena kegiatan di Kampung Samtama ini membutuhkan keterlibatan dan partisipasi seluruh warga yang tinggal di daerah ini” lanjut Rhenandiwas.
Jakarta sebagai salah satu kota di Kawasan Asia Tenggara memiliki target menjadi kota berketahanan iklim pada tahun 2030.
Menjadi kota berketahanan iklim berarti Jakarta tidak hanya berkomitmen untuk menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca hingga 30% dan secara ambisius hingga 50%, juga net zero emission pada tahun 2050, tetapi juga kota yang dicita-citakan memiliki sistem perkotaan yang tangguh menghadapi guncangan dan tekanan, mempersiapkan penduduk kota untuk melakukan mitigasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah karena dampak perubahan iklim.
Semoga kolaborasi antara PLN dan Kampung Samtama ini dapat membantu mewujudkan Kota Jakarta menuju kota berketahanan iklim thun 2030 dan Indonesia net zero emission 2050. [dny]