WahanaNews-Bali | Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia Mahendra Siregar buka-bukaan saat menutup acara Bali Democracy Forum (BDF) 2021.
Mahendra juga sempat menceritakan terkait kondisi di Bali dampak pandemi COVID-19.
Baca Juga:
Nonton Aquabike di Danau Toba? Tenang, Ada Shuttle Bus Gratis!
Dia menyebut Bali jadi salah satu provinsi yang terdampak paling buruk dari pandemi meski vaksinasi COVID-19 telah mencapai 70 persen.
"Izinkan saya menutup forum dengan membawa kita kembali ke situasi di Bali. Realitas tantangan bahwa Bali masih sangat mondar-mandir saat ini. Sebagai test case nyata, untuk pemulihan berkelanjutan di new normal. Tingkat vaksinasi pulau yang memiliki vaksin sudah mencapai 70 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah Indonesia lainnya yang masih sekitar 40 persen," ujarnya.
Dia bahkan mengungkap kondisi ekonomi di Bali per kuartal ketiga tahun ini minus hingga 15 persen. Kondisi inilah, kata dia, yang menunjukkan Bali menjadi salah satu provinsi yang paling buruk terdampak pandemi.
Baca Juga:
Shuttle Bus Gratis untuk Kenyamanan Pengunjung Aquabike World Championship 2024 di Danau Toba
"Tentu saja salah satu provinsi terburuk jika bukan kinerja terburuk di Indonesia. Karena perekonomian Indonesia secara keseluruhan sudah 2 sampai 3 persen lebih besar dari tingkat sebelum pandemi 2019. Oleh karena itu, meskipun tingkat vaksinasi yang tinggi dianggap sebagai prasyarat untuk pemulihan ditambah dengan program kesejahteraan sosial, serta implementasi yang inklusif dan kreatif dan inovatif, itu jelas tidak cukup bahkan dalam 2 tahun setelah pandemi melanda kita," jelasnya.
"Sebagai orang yang benar-benar adil, banyak yang akan menjawab bahwa kematian adalah suatu kepastian dan bagian dari siklus kehidupan yang normal. Dan tidak ada yang luar biasa tentang hal itu. Tetapi, tanpa mata pencaharian, maka seluruh keluarga, seluruh desa, seluruh masyarakat akan kehilangan kehidupan nyata mereka," lanjutnya.
Mahendra sempat bicara terkait kesetaraan vaksinasi hingga kondisi buruk di Bali saat ini.